Makalah KEIMANAN dan KETAQWAAN (Matkul Agama Islam)
Disusun Oleh:
NAMA : Fita Choiyanti
NIM :
201553023
PROGDI : SISTEM INFORMASI
FAKULTAS : TEKNIK
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan
kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita dan tak
lupa pula kita mengirim salam dan salawat kepada baginda Nabi Besar Muhammad
SAW yang telah membawakan kita suatu ajaran yang benar yaitu agama Islam,
sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Keimanan dan Ketaqwaan”
ini dengan lancar.
Makalah ini ditulis dari hasil
penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan agama islam serta infomasi dari media
massa yang berhubungan dengan agama islam, tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pengajar matakuliah
Pendidikan Agama Islam atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini.
Juga kepada pihak-pihak yang telah
mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat
bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai
implementasi iman dan takwa dalam kehidupan modern, khususnya bagi penulis.
Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Kudus, 29 Oktober 2015
Penulis
Fita Choiyanti
2
Daftar isi
3
ABSTRAK
Pada setiap agama, keimanan merupakan unsur pokok yang harus
dimiliki oleh setiap penganutnya. Jika kita ibaratkan dengan sebuah bangunan,
keimanan adalah pondasi yang menopang segala sesuatu yang berada diatasnya,
kokoh tidaknya bangunan itu sangat tergantung pada kuat tidaknya pondasi
tersebut.. Meskipun demikian, keimanan saja tidak cukup. Keimanan harus
diwujudkan dengan amal perbuatan yang baik, yang sesuai dengan ajaran agama yang
kita anut. Keimanan baru sempurna, jika diyakini oleh hati, diikrarkan oleh
lisan, dan dibuktikan dalam segala perilaku kehidupan sehari – hari.Iman adalah
percaya atau yakin, keimanan berarti kepercayaan atau keyakinan. Dengan
demikian, rukun iman adalah dasar, inti, atau pokok – pokok kepercayaan yang
harus diyakini oleh setiap pemeluk agama Islam yakni percaya allah, percaya
pada para Rasul, percaya pada malaikakt dan kitab allah, percaya pada risalah
hari bangkit , pokok agama serta rela pada ketentuan allah. Sedangkan Taqwa
berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga,
memelihara dan melindungi.Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka taqwa
dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan
ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten ( istiqomah ). Keimanan dan
Ketakwaan sangat berperan dan berpengaruh penting buat manusia dalam menjalani
kehidupan hal ini dikarenakan keimanan dan ketakwaan sebenarnya telah melekat
pada manusia serta keimanan dan ketakwaan jugalah yang membentuk kerakteristik
dan sifat kebaikan manusia.
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dalam menjalani kehidupan selalu berinteraksi dengan
manusia lain atau dengan kata lain melakukan interaksi sosial. Dalam melakukan
interaksi sosial manusia harus memiliki akhlak yang baik agar dalam proses
interaksi tersebut tidak mengalami hambatan atau masalah dengan manusia lain.
Proses pembentuk akhlak sangat berperan dengan masalah keimanan dan ketakwaan
seseorang. Keimanan dan Ketakwaan seseorang berbanding lurus dengan akhlak
seseorang atau dengan kata lain semakin baik keimanan dan ketakwaan
seseorang maka semakin baik pula akhlak seseorang hal ini karena keimanan dan
ketakwaan adalah modal utama untuk membentuk pribadi seseorang. Keimanan dan
ketakwaan sebenarnya potensi yang ada pada manusia sejak ia lahir dan melekat
pada dirinya hanya saja sejalan dengan pertumbuhan dan
perkembangan seseorang yang telah terjamah oleh lingkungan sekitarnya maka
potensi tersebut akan semakin muncul atau sebaliknya potensi itu akan
hilang secara perlahan.
Saat ini keimanan dan ketakwaan telah dianggap sebagai hal
yang biasa, oleh masyarakat umum, bahkan ada yang tidak mengetahui sama sekali
arti yang sebenarnya dari keimanan dan ketakwaan itu, hal ini dikarenakan
manusia selalu menganggap remeh tentang hal itu dan mengartikan keimanan itu
hanya sebagai arti bahasa, tidak mencari makna yang sebenarnya dari arti
bahasa itu dan membiarkan hal tersebut berjalan begitu saja. Oleh karena
itu dari persoalan dan masalah-masalah yang terpapar diataslah yang
melatar belakangi kelompok kami untuk membahas dan mendiskusikan tentang
keimanan dan ketakwaan yang kami bukukan menjadi sebuah makalah kelompok.
5
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian iman?
2.
Bagaimana tanda-tanda orang yang
beriman?
3.
Apa pengertian takwa?
4.
Bagaimana korelasi antara keimanan
dan ketakwaan?
1.3 Tujuan Masalah
1. Mendeskripsikan pengertian iman
2. Memaparkan tanda-tanda orang yang beriman
3. Mendeskripsikan pengertian takwa
4. Menjelaskan korelasi antara keimanan dan ketakwaan
1.4 Manfaat
1.
Bagi penulis : melatih potensi penulis dalam menyusun makalah
2. Bagi pembaca : dapat menambah pengetahuan tentang keimanan dan ketawaan serta
mengimplementasikannya
dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Iman
Iman menurut bahasa adalah yakin, keimanan berarti
keyakinan. Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti, atau pokok – pokok
kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama Islam. Kata iman juga
berasal dari kata kerja amina-yu’manu – amanan yang berarti percaya.
Oleh karena itu iman berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam
hati. Akibatnya,
orang yang percaya kepada Allah dan selainnya seperti yang ada dalam rukun
iman, walaupun dalam sikap kesehariannya tidak mencerminkan ketaatan atau
kepatuhan (taqwa) kepada yang telah dipercayainya, masih disebut orang
yang beriman. Hal itu disebabkan karena adanya keyakinan mereka bahwa yang tahu
tentang urusan hati manusia adalah Allah dan dengan membaca dua kalimah
syahadat telah menjadi Islam.
Dalam surah al-Baqarah ayat 165 :
وَمِنَ
النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ
اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ
ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ
اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
Artinya
:
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain
Allah;
mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang
berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari
kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat
berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).”
Dalam hadits diriwayatkan Ibnu
Majah Atthabrani, iman didefinisikan dengan keyakinan dalam hati,
diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan (Al-Immaanu
‘aqdun bil qalbi waigraarun billisaani wa’amalun bil arkaan). Dengan demikian,
iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara hati, ucapan, dan laku
perbuatan, serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup atau
gaya hidup.
7
Definisi Iman Secara Istilah Syar’iy
1) Al-Imaam
Ismaa’iil bin Muhammad At-Taimiy rahimahullah berkata :
الإيمان في الشرع عبارة عن جميع الطاعات الباطنة والظاهرة
“Iman dalam pengertian syar’iy
adalah satu perkataan yang mencakup makna semua ketaatan lahir dan batin”
[Al-Hujjah fii Bayaanil-Mahajjah, 1/403].
An-Nawawiy menukil perkataannya :
الإيمان في لسان الشرع هو التصديق
بالقلب والعمل بالأركان
“Iman dalam istilah syar’iy adalah
pembenaran dengan hati dan perbuatan dengan anggota tubuh” [Syarh Shahih
Muslim, 1/146].
2)
Imaam Ibnu ‘Abdil-Barr rahimahullah berkata :
أجمع أهل الفقه والحديث على أن
الإيمان قول وعمل، ولا عمل إلا بنية
“Para ahli fiqh dan hadits telah
sepakat bahwasannya iman itu perkataan dan perbuatan. Dan tidaklah ada
perbuatan kecuali dengan niat” [At-Tamhiid, 9/238].
3)
Al-Imaam Ibnul-Qayyim rahimahullah berkata :
حقيقة الإيمان مركبة من قول وعمل.
والقول قسمان : قول القلب، وهو الاعتقاد، وقول اللسان، وهو التكلّم بكلمة الإسلام. والعمل قسمان : عمل القلب، وهو نيته وإخلاصه، وعمل الجوارح.
فإذا زالت هذه الأربعة، زال الإيمان بكماله، وإذا زال تصديق القلب، لم تنفع بقية
الأجزاء
“Hakekat iman terdiri dari perkataan
dan perbuatan. Perkataan ada dua : perkataan hati, yaitu i’tiqaad; dan
perkataan lisan, yaitu perkataan tentang kalimat Islam (mengikrarkan syahadat –
Abul-Jauzaa’). Perbuatan juga ada dua : perbuatan hati, yaitu niat dan
keikhlasannya; dan perbuatan anggota badan. Apabila hilang keempat hal tersebut,
akan hilang iman dengan kesempurnaannya. Dan apabila hilang pembenaran
(tashdiiq) dalam hati, tidak akan bermanfaat tiga hal yang lainnya”
[Ash-Shalaah wa Hukmu Taarikihaa, hal. 35].
Kata iman yang
tidak dirangkaikan dengan kata lain dalam al-Qur’an, mengandung arti positif.
Dengan demikian, kata iman yang tidak dikaitkan dengan kata Allah atau dengan
ajarannya, dikatakan sebagai iman haq. Sedangkan yang dikaitkan dengan
selainnya, disebut iman bathil.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
pengertian iman adalah pembenaran dengan segala keyakinan tanpa keraguan
sedikitpun mengenai yang datang dari Allah SWT dan rasulNya.
8
2. Tanda-tanda Orang yang Beriman
Al-Qur’an
menjelaskan tanda-tanda orang yang beriman sebagai berikut:
1. Jika disebut nama
Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha agar ilmu Allah tidak lepas dari
syaraf memorinya, serta jika dibacakan ayat al-Qur’an, maka bergejolak hatinya
untuk segera melaksanakannya (al-Anfal: 2). Dia akan berusaha memahami
ayat yang tidak dia pahami sebelumnya.
2. Senantiasa
tawakkal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah, diiringi dengan
doa, yaitu harapan untuk tetap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul (Ali
Imran: 120, al-Maidah: 12, al-Anfal: 2, at-Taubah:
52, Ibrahim: 11, Mujadalah: 10, dan at-Taghabun: 13).
3. Tertib dalam
melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya (al-Anfal:3dan al-Mu’minun:
2, 7). Bagaimanapun sibuknya, kalau sudah masuk waktu shalat, dia segera shalat
untuk membina kualitas imannya.
4. Menafkahkan rezki
yang diterimanya (al-Anfal: 3 dan al-Mukminun: 4). Hal ini
dilakukan sebagai suatu kesadaran bahwa harta yang dinafkahkan di jalan Allah
merupakan upaya pemerataan ekonomi, agar tidak terjadi ketimpangan antara yang
kaya dengan yang miskin.
5. Menghindari
perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan (al-Mukminun: 3,
5). Perkataan yang bermanfaat atau yang baik adalah yang berstandar ilmu Allah,
yaitu al-Qur’an menurut Sunnah Rasulullah.
6. Memelihara amanah
dan menempati janji (al-Mukminun: 6). Seorang mu’min tidak akan
berkhianat dan dia akan selalu memegang amanah dan menepati janji.
7. Berjihad di jalan Allah dan suka menolong (al-Anfal:
74). Berjihad di jalan Allah adalah bersungguh-sungguh dalam menegakkan ajaran
Allah, baik dengan harta benda yang dimiliki maupun dengan nyawa.
8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (an-Nur:
62). Sikap seperti itu merupakan salah satu sikap hidup seorang mukmin, orang
yang berpandangan dengan ajaran Allah dan Sunnah Rasul.
Akidah Islam sebagai keyakinan membentuk perilaku bahkan mempengaruhi kehidupan
seorang muslim. Abu A’la Maududi menyebutkan tanda
orang beriman sebagai berikut:
9
1. Menjauhkan diri dari pandangan yang sempit dan picik.
2. Mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu
harga diri.
3. Mempunyai sifat rendah hati dan khidmat.
4. Senantiasa
jujur dan adil.
5. Tidak bersifat murung dan putus asa dalam menghadapi
setiap persoalan dan situasi.
6. Mempunyai pendirian yang teguh, kesabaran, ketabahan,
dan optimisme.
7. Mempunyai sifat ksatria, semangat dan berani, tidak
gentar menghadapi resiko, bahkan tidak takut kepada maut.
8. Mempunyai sikap hidup damai dan ridha.
9. Patuh, taat, dan disiplin menjalankan peraturan Ilahi.
(A. Toto Suryana AF, et.al, 1996 :
69).
3. Pengertian Taqwa
Taqwa
berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga, memelihara
dan melindungi.Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka taqwa dapat
diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran
agama Islam secara utuh dan konsisten ( istiqomah ).
Seorang muslim yang bertaqwa pasti selalu berusaha
melaksanakan perintah Tuhannya dan menjauhi segala laranganNya dalam kehidupan
ini.
Karakteristik orang –
orang yang bertaqwa, secara umum dapat dikelompokkan kedalam lima kategori atau
indicator ketaqwaan.
A. Iman kepada Allah, para malaikat, kitab
– kitab dan para nabi. Dengan kata lain, instrument ketaqwaan yang pertama ini
dapat dikatakan dengan memelihara fitrah iman.
B. Mengeluarkan harta yang dikasihnya
kepada kerabat, anak yatim, orang – orang miskin, orang – orang yang terputus
di perjalanan, orang – orang yang meminta – minta dana, orang – orang yang
tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban memerdekakan hamba sahaya.
Indikator taqwa yang kedua ini, dapat disingkat dengan mencintai sesama umat
manusia yang diwujudkan melalui kesanggupan mengorbankan harta.
10
C. Mendirikan solat dan menunaikan
zakat, atau dengan kata lain, memelihara ibadah formal.
D. Menepati janji, yang dalam pengertian
lain adalah memelihara kehormatan diri.
E. Sabar disaat kepayahan, kesusahan
dan diwaktu perang, atau dengan kata lain memiliki semangat perjuangan.
4. Korelasi antara Keimanan dan Ketaqwaan
Keimanan
dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Orang yang bertakwa
adalah orang yang beriman yaitu yang berpandangan dan bersikap hidup dengan
ajaran Allah menurut Sunnah Rasul yakni orang yang melaksanakan shalat, sebagai
upaya pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung tegaknya ajaran
Allah.
Iman yang benar kepada Allah dan Rasulnya akan memberikan daya rangsang atau stimulus yang kuat untuk melakukan kebaikan kepada sesama sehingga sifat-sifat luhur dan akhlak mulia itu pada akhirnya akan menghantarkan seseorang kepada derajat takwa. Orang yang bertakwa adalah orang yang benar imannya dan orang yang benar-benar beriman adalah orang yang memiliki sifat dan akhlak yang mulia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang berakhlak mulia merupakan cirri-ciri daro orang yang bertaqwa. Keimanan pada keesaan Allah yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi menjadi dua yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis. Tahuid teoritis adalah tauhid yang membahas tentang keesaan Zat, keesaan Sifat, dan keesaan Perbuatan Tuhan. Pembahasan keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan berkaitan dengan kepercayaan, pengetahuan, persepsi, dan pemikiran atau konsep tentang Tuhan. Konsekuensi logis tauhid teoritis adalah pengakuan yang ikhlas bahwa Allah adalah satu-satunya Wujud Mutlak, yang menjadi sumber semua wujud.
Iman yang benar kepada Allah dan Rasulnya akan memberikan daya rangsang atau stimulus yang kuat untuk melakukan kebaikan kepada sesama sehingga sifat-sifat luhur dan akhlak mulia itu pada akhirnya akan menghantarkan seseorang kepada derajat takwa. Orang yang bertakwa adalah orang yang benar imannya dan orang yang benar-benar beriman adalah orang yang memiliki sifat dan akhlak yang mulia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang berakhlak mulia merupakan cirri-ciri daro orang yang bertaqwa. Keimanan pada keesaan Allah yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi menjadi dua yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis. Tahuid teoritis adalah tauhid yang membahas tentang keesaan Zat, keesaan Sifat, dan keesaan Perbuatan Tuhan. Pembahasan keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan berkaitan dengan kepercayaan, pengetahuan, persepsi, dan pemikiran atau konsep tentang Tuhan. Konsekuensi logis tauhid teoritis adalah pengakuan yang ikhlas bahwa Allah adalah satu-satunya Wujud Mutlak, yang menjadi sumber semua wujud.
Adapun
tauhid praktis yang disebut juga tauhid ibadah, berhubungan dengan amal ibadah manusia.
Tauhid praktis merupakan terapan dari tauhid teoritis. Kalimat Laa ilaaha
illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah) lebih menekankan pengartian tauhid
praktis (tauhid ibadah). Tauhid ibadah adalah ketaatan hanya kepada Allah.
Dengan kata lain, tidak ada yang disembah selain Allah, atau yang berhak
disembah hanyalah Allah semata dan menjadikan-Nya tempat tumpuan hati dan
tujuan segala gerak dan langkah.
Selama ini pemahaman tentang tauhid
hanyalah dalam pengartian beriman kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa.
Mempercayai saja keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan, tanpa mengucapkan
dengan lisan serta tanpa mengamalkan dengan perbuatan, tidak dapat dikatakan
seorang yang sudah bertauhid secara sampurna. Dalam pandangan Islam, yang
dimaksud dengan tauhid yang sempurna adalah tauhid yang tercermin dalam ibadah
dan dalam perbuatan praktis kehidupan manusia sehari-hari. Dengan kata lain,
harus ada kesatuan dan keharmonisan tauhid teoritis dan tauhid praktis dalam
diri dan dalam kehidupan sehari-hari secara murni dan konsekuen.
11
Dalam menegakkan tauhid, seseorang
harus menyatukan iman dan amal, konsep dan pelaksanaan, fikiran dan perbuatan,
serta teks dan konteks. Dengan demikian bertauhid adalah mengesakan Tuhan dalam
pengartian yakin dan percaya kepada Allah melalui fikiran, membenarkan dalam
hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan. Oleh karena
itu seseorang baru dinyatakan beriman dan bertakwa, apabila sudah mengucapkan
kalimat tauhid dalam syahadat asyhadu allaa ilaaha illa Alah, (Aku
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah), kemudian diikuti dengan
mengamalkan semua perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.
12
BAB
III
KESIMPULAN
Beriman kepada Allah adalah
kebutuhan yang mendasar bagi manusia untuk merasakan kebahagiaan hidup.
Seseorang dikatakan beriman kepada Allah apabila memenuhi tiga unsure akidah
dalam islam. Yaitu: isi hati, ucapan, dan tingkah laku.
Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah (QS: Al-Anfal 2-4) yang artinya
“bahwa sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah bergetar hati mereka dan apabila dibacakan ayat-ayatnya bertambah iman mereka (karena-Nya) dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan yang mnafkahkkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian disisi Tuhan-NYA dan ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia. Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak dapatdipisahkan dari diri manusia. Oleh karenanya orang yang bertakwa adalah orang yang berpandangan hidup dengan ajaran-ajaran Allah menurut sunnah rasul.
Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah (QS: Al-Anfal 2-4) yang artinya
“bahwa sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah bergetar hati mereka dan apabila dibacakan ayat-ayatnya bertambah iman mereka (karena-Nya) dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan yang mnafkahkkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian disisi Tuhan-NYA dan ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia. Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak dapatdipisahkan dari diri manusia. Oleh karenanya orang yang bertakwa adalah orang yang berpandangan hidup dengan ajaran-ajaran Allah menurut sunnah rasul.
13
BAB IV
SARAN
Hendaknya umat muslim senantiasa berperilaku terpuji agar
iman dalam dirinya meningkat.
Hindari sifat-sifat tercela agar iman dalam diri kita senantiasa terjaga.
Hendaknya umat muslim senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Senantiasa tawakkal dan muhasabah diri agar tidak mengalami kesesatan hidup.
Hindari sifat-sifat tercela agar iman dalam diri kita senantiasa terjaga.
Hendaknya umat muslim senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Senantiasa tawakkal dan muhasabah diri agar tidak mengalami kesesatan hidup.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
izin kopas kakak
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteIzin copas ya kak
ReplyDeleteIzin kak
ReplyDeleteIzin ya kak
ReplyDeleteIzin copas yah ka
ReplyDeleteIzin copas kak
ReplyDeleteizin copas kak
ReplyDeleteijin copas ya kak
ReplyDeleteMakalahnya sangat lengkap
ReplyDeleteTulisannya dapat menjadi tambahan untuk materi khutbah jum'at tentang takwa dan keutamaannya. Semoga tulisannya menjadi amal sholeh buat penulis dan semua yang membantu menyebarkan.
ReplyDeleteizin Copy Paste kak
ReplyDeleteIzin kak
ReplyDeletewah artikelnya sangat bermanfaat, kita jadi tahu pengertian dari makalah keimanan dan ketaqwaan.
ReplyDeleteagar lebih tahu lagi jangan lupa mampir ke Muslimlife ID
semoga berkah